SELAMAT DATANG
REKAN-REKAN ALUMNI SMAN 2 BANDAR LAMPUNG
LULUSAN TAHUN 1982

Kamis, Mei 28, 2009

Senin, Mei 25, 2009

Berita Duka - Pak Yasin Meninggal Dunia


Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un. Telah berpulang ke rahmatullah guru dan Kepala Sekolah kita, Ayahanda H. Moh. Yasin Idris, pada Minggu malam, 24 Mei 2009, jam 19.45 WIB di RS Graha Husada Bandar Lampung.

Atas berpulangnya Ayahanda yang kami cintai dan kami hormati ini, kami, keluarga besar Alumni Smanda '82, turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga Allah Swt mengampuni segala dosa dan kesalahan almarhum; dan semoga pula semua jasa beliau yang telah diberikan kepada ribuan anak-didik dan sekolah yang telah dibinanya menjadi catatan amal yang besar dan diterima di sisi Allah Swt. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kesabaran. Amin...

Sabtu, Mei 23, 2009

Undangan dari Pak Herman dan Ibu Usaharwati


Rekan-rekan Smanda 82, Pak Herman (Guru Biologi Smanda) akan menikahkan puterinya. Ini ada undangan terbuka dari Pak Herman dan Ibu Usa untuk alumni Smanda 82 agar bisa menghadiri acara resepsinya di Lampung atau di Jakarta. Tolong sebar luaskan undangan ini ke alumni Smanda 82. Pak Herman bisa dihubungi di nmr hp: 08127961928.

Menikah,
Rakhma Swastika Kirana, S.Pt. (Tika)
(Putri ke-4 Bpk Drs. Herman NS dan Ibu Dra. Usaharwati)
dengan
Rendy Juarsah, S.Pt. (Rendy)
(Putra ke-1 Bpk Sidarsyah Wari, BSc dan Ibu Harbiah)

Akad nikah insya Allah akan diadakan pada tgl 6 Juni 2009, jam 08.00 WIB - selesai, di Jl. Sukardi Hamdani Palapa 5A/40, Labuhan Ratu, Bandar Lampung.

Resepsi pernikahan di Lampung:

Hari: Sabtu, 6 Juni 2009
Jam: 10.30 WIB - selesai
Tempat: Jl. Sukardi Hamdani Palapa 5A/40, Labuhan Ratu, Bandar Lampung

Resepsi pernikahan di Jakarta:

Hari: Sabtu, 13 Juni 2009
Jam: 11.00 - 13.00 WIB
Tempat: Graha Lukisan, Jl. Raya Taman Mini Indonesia, Pintu 1, Jakarta Timur

Jumat, Mei 22, 2009

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan IV 2008 Sebesar Minus 7,86 % (q to q)

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung
(Faham atau tidak faham statistik dan ekonomi, silakan komentar)

Dalam menyusun rencana pembangunan ekonomi seringkali dibutuhkan informasi tentang perkembangan ekonomi dalam waktu yang relatif pendek. Informasi yang dimaksud antara lain dapat diperoleh melalui kajian terhadap data dan indikator PDRB Triwulanan. Di samping untuk perencanaan, PDRB triwulanan juga dapat dimanfaatkan untuk menyusun model ekonometri guna mengamati fluktuasi ekonomi jangka pendek atau musiman.

Pada Triwulan IV 2008 perekonomian Lampung tumbuh negatif 7,86 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q to q). Namun jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2007 (y on y) perekonomian Lampung tumbuh sebesar 3,69 persen. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Lampung sampai dengan Triwulan IV tahun 2008 (c to c) mencapai 5,26 persen.

Dari sembilan sektor, tercatat tujuh sektor mengalami pertumbuhan negatif. Sektor yang mengalami pertumbuhan negatif terbesar adalah sektor Pertanian yaitu -14,74 persen dengan kontribusi -6,03 persen, diakibatkan turunnya produksi tanaman bahan makanan. Pertumbuhan negatif terbesar kedua adalah sektor Keuangan/Persewaan/Jasa Perusahaan yaitu 14,62 persen dengan kontribusi -1,23 persen, diakibatkan turunnya produktivitas sub sektor perbankan.

Jika dibandingkan dengan kondisi Triwulan IV Tahun 2007 (y on y) seluruh sektor tumbuh positif kecuali sektor Pertambangan dan Penggalian (-2,60 persen). Pertumbuhan terbesar dialami oleh sektor Angkutan/Komunikasi (10,14), diikuti sektor Perdagangan/Hotel/Restoran (8,29 persen), sektor Bangunan (6,70 persen) dan sektor Jasa-jasa (5,15 persen).

Secara kumulatif (c to c), pertumbuhan ekonomi Lampung sampai dengan triwulan IV tahun 2008 mencapai 5,26 persen. Seluruh sektor kecuali sektor Pertambangan/Penggalian tumbuh positif, dengan pertumbuhan yang cukup berarti terjadi pada sektor Keuangan/Persewaan/Jasa Perusahaan (13,85 persen) diikuti sektor Angkutan/Komunikasi (8,81 persen) dan sektor Perdagangan/Hotel/Restoran (7,00 persen).

Struktur ekonomi Lampung pada Triwulan IV 2008 masih didominasi empat sektor utama yaitu Sektor Pertanian (34,60 persen), sektor Perdagangan/Hotel/Restoran (14,08 persen), sektor Jasa-jasa (13,70 persen) dan sektor Industri Pengolahan (13,60 persen).

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan Triwulan IV 2008 sebesar -7,86 persen (q to q) utamanya disebabkan pertumbuhan negatif yang cukup berarti pada komponen Ekspor Barang dan Jasa (-14,31 persen). Komponen tersebut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan Lampung sebesar -9,16 persen. Turunnya nilai ekspor justru diikuti oleh naiknya nilai impor yang tercatat mengalami pertumbuhan 42,69 persen sehingga Net Ekspor tercatat -57,00 persen.

Pertumbuhan Triwulan IV 2008 (y on y) sebesar 3,69 persen dipengaruhi oleh komponen yang mengalami pertumbuhan cukup berarti dari triwulan yang sama tahun 2007, yakni komponen Ekspor tumbuh 37,72 persen (kontribusi 16,91 persen) dan Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 2,68 persen (kontribusi 1,35 persen). Komponen impor menunjukkan pertumbuhan yang tinggi sebesar 90,32 persen (kontribusi 12,49 persen), sehingga Net Ekspor tercatat tumbuh negatif 52,60 persen (kontribusi -7,58 persen).

Pertumbuhan kumulatif sampai dengan Triwulan IV 2008 (c to c) sebesar 5,26 persen ditopang oleh komponen yang mengalami pertumbuhan cukup berarti pada komponen Net Ekspor (12,84 persen), Pembentukan Modal Tetap Bruto (4,82 persen), Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba(9,48 persen) dan komponen Konsumsi Rumahtangga (1,41 persen).

Struktur PDRB menurut Pengeluaran pada Triwulan IV 2008 didominasi oleh komponen Pengeluaran Rumah Tangga (60,84 persen), diikuti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (19,78 persen) dan Konsumsi Pemerintah (18,39 persen).

Sabtu, Januari 31, 2009

Pantai Mutun



Tentu banyak di antara rekan Smanda '82 yang setamat SMA atau setelah menamatkan pendidikan S-1 nya jarang atau tidak pernah lagi mengunjungi kawasan Lempasing. Jaman kita SMA dulu nama Pantai Lempasing memang lebih dikenal daripada Pantai Mutun. Padahal Mutun bersebelahan dengan Lempasing, hanya sekitar 2 km terus ke arah Padang Cermin, atau sekitar 10 km dari pusat kota Telukbetung.

Liburan tahun baru kemarin ‘tim redaksi’ sempat kesana. Selepas tepian kota Telukbetung mulai dari pekuburan Cina sampai Mutun tidak banyak yang berubah jika dibandingkan 20-an tahun lalu. Karena suasana liburan, pengunjungnya banyak banget. Pondok-pondokan semua terisi penuh.


Air lautnya bersih. Dibandingkan kawasan Anyer, Pantai Mutun masih lebih bersih, apalagi kalau dibandingkan dengan kawasan Ancol. Lautnya tenang. Pas untuk wisata keluarga atau acara gathering lainnya. Di Mutun ini cocok untuk mandi sambil sewa ban, naik perahu, main canoe, atau naik banana boat. Bagi yang suka selancar, Mutun memang kurang cocok.

Biaya yang dikeluarkan pun jauh lebih murah dibanding tempat-tempat wisata di kawasan Anyer. Nyewa ban, tarifnya berkisar Rp 5-8 ribu rupiah, tergantung ukuran ban. Canoe yang pendek (untuk satu orang) Rp 15 ribu, canoe yang panjang (untuk 2 orang) Rp 25 ribu, lengkap dengan jaket pelampung. Banana boat kalau saya tidak salah ingat Rp 20 ribu per orang. Lalu naik perahu mengitari Pulau Tangkil Rp 5 ribu per orang. Mengitari Pulau Tangkil dengan perahu motor memakan waktu hampir satu jam.


Kelihatannya pantai ini dikelola sendiri oleh penduduk setempat. Kondisi pengelolaan dan penduduknya sudah jauh berbeda dibandingkan 20-an tahun lalu. Sekarang sudah lebih bersih, tertata, dan ramah. Toilet dan tempat bilas masih ‘tradisional’, tetapi bersih. Dikenakan tarif Rp 2 ribu kalau mau bilas sekaligus ganti pakaian. Seorang bapak pemilik perahu mengatakan setiap senja atau pagi hari mereka membersihkan sendiri sampah-sampah eks pengunjung yang berserakan. Ya, kelihatannya mereka sudah cukup menyadari, bahwa pantai itulah sumber pencaharian mereka. Maka mereka sendirilah yang mesti menjaga keamanan, kenyamanan, kebersihan, dan kelestariannya. Tinggal pemerintah setempat memberikan penyuluhan pada mereka.


Tidak ada semacam cottage atau hotel modern, baik di Pantai Mutun maupun di Pulau Tangkil. Yang ada hanya pondok-pondokan terbuka beratapkan ilalang atau seng, tidak didesain untuk bermalam. Meskipun tidak ada tempat peristirahatan modern, justru ketradisionalan yang masih bertahan inilah yang menjadikan Pantai Mutun tetap menarik untuk dijelajahi.

Memang banyak potensi wisata alami yang terdapat di Lampung. Pantai Mutun ini hanya salah satunya. Semoga saja tempat ini tidak “dirampas” oleh konglomerat. Kalau konglomerat sudah masuk, maka penduduk setempat akan termarjinalkan atau bahkan akan tergusur. Ekonomi yang semula berbasis kerakyatan akan tergantikan oleh ekonomi kapitalis. Biaya wisatapun akan mahal.

Nah, barangkali Pantai Mutun ini bisa dijadikan salah satu opsi untuk tempat gathering keluarga besar Smanda '82. Tinggal siapa nih yang bersedia jadi panitia.

Kamis, Desember 04, 2008

Renungan

Berikut dari milist tetangga, kalimat-kalimatnya meringkas bagaimana aturan hidup didunia

Luqman Hakim berkata kepada putranya:
Wahai putraku, seribu hikmah kupelajari, kupilih darinya empat ratus hikmah, dan dari empat ratus itu kuambil delapan kalimat yang merupakan kumpulan segenap kalimat hikmah.

Putraku ! Dua hal yang tidak boleh engkau lupakan sama sekali :
1. Tuhan
2. Kematian

Dua hal yang senantiasa harus engkau lupakan:
1. Kebaikan yang engkau lakukan kepada seseorang
2. Kejahatan yang orang lain lakukan kepadamu

Jagalah empat perkara:
1. Lisanmu pada setiap majelis yang engkau masuki
2 .Perutmu pada setiap perjamuan yang engkau hadiri
3. Matamu pada setiap rumah yang engkau datangi
4. Hatimu pada setiap shalat yang engkau kerjai.
Salam,

Kamis, Oktober 09, 2008

Liputan Reuni SMANDA '82, 4 Oktober 2008

“Jika orang tua kita mampu memberi kehidupan melalui rejeki yang mereka peroleh dari Tuhan, maka guru memberi jalan agar hidup itu lebih berkualitas – lebih bermakna.”


Alhamdulillah. Tiada kata yang layak terucap selain puji syukur ke hadirat Allah, Tuhan YME. Akhirnya acara Reuni SMANDA ‘82 berhasil digelar oleh para alumni pada hari Sabtu, 4 Oktober 2008. Perasaan haru dan bahagia menyelimuti suasana reuni. Masing-masing tenggelam dalam ‘romantisme’ masa SMA-nya. Nuansa suasana SMA yang sudah 26 tahun kita tinggalkan betul-betul terasa hadir kembali.

Sehari menjelang hari H, “tim redaksi” bersama Benny dan Loli sempat meninjau lokasi untuk acara inti di Ruang Rakata, Hotel Sahid Bandarlampung, sambil memastikan bahwa layout ruangan sesuai dengan apa yang kita rencanakan. Misalnya saja susunan meja-meja bundar dengan 8 kursi ala cafĂ©, posisi podium, meja resepsionis, backdrop, screen, serta meja untuk laptop dan in-focus.

Acara Pagi: Kumpul di SMAN 2 Sambil Menyusuri Komplek Sekolah

Jam 7 pagi tim redaksi tiba di gerbang SMAN 2. Tampak Benny (dengan memakai kaos hitam dan celana pendek hitam ala guru silat), Hamzah, dan Badra telah menunggu di depan eks rumah dr. Sri Rahayu yang sekarang sudah dijadikan klinik. Klinik dicat dengan warna merah terra-cotta, cukup eye-catching dari kejauhan. Di seberang klinik, ada rumah Aty Nurdiana (“mantan pacar” Benny). Tim redaksi jadi teringat di masa SMA dulu, ketika usai main basket di sore hari kami sering minta air minum dingin di rumah Aty.

Sambil menungu yang lain datang, kami belum masuk ke dalam komplek sekolah. Tak lama Ulung, Heruwahyudi, Loli, Mumun, Noviana, Yulismalinda, Iqbal, Aditia dan yang lain menyusul. Mumun membagikan snack box, dan untuk sementara kami nongkrong di rumahnya Aty sambil minum kopi dan teh.

Ketika melangkahkan kaki ke dalam kompleks sekolah, tim redaksi menyapukan pandangan ke segenap penjuru kompleks. Tampak gedung bangunan lama yang telah ada pada saat kita menimba ilmu dulu masih tetap seperti aslinya. Boleh dibilang tidak ada perubahan. Hanya kantor guru, dulunya pintu masuknya agak ke samping dan ada loket bayar SPP, sekarang pintu masuknya di tengah-tengah bangunan dengan ditambahkan semacam joglo di depan pintu masuk. Tim redaksi dan Benny masuk ke dalam ruang guru dan ruang Kepala Sekolah. Sekat ruangan tidak banyak yang berubah. Dua unit AC terpasang di ruang Kepala Sekolah dan Wakilnya. Di sisi kiri kompleks (kalau dari arah gerbang) terdapat beberapa bangunan baru: lab bahasa, lab komputer, perpustakaan, masjid, dan beberapa lokal/ruang kelas baru. Bangunan-bangunan yang menurut tim redaksi cukup bersahaja dibandingkan dengan reputasi SMAN 2 sebagai sekolah unggulan.

Tim redaksi merasakan betapa kenangan 26-29 tahun lalu terasa hadir kembali di depan mata, ibarat menyaksikan tayangan video masa lalu. Teringat Ayahanda Yasin, Kepala Sekolah kita, ketika waktu menunjukkan jam 7.25 (jam belajar kita dulu dimulai pada jam 7.30) beliau mulai berdiri di bawah pohon palem tepat di depan kantor guru. Beliau menyuruh para anak didiknya cepat-cepat masuk ke kelas supaya tidak terlambat. Namun jam 7.35 beliau memerintahkan penjaga sekolah menutup gerbang. Alhasil untuk mereka yang terlambat tidak bisa masuk kelas. Beliau sangat disiplin. Pentingnya disiplin itu baru terasa setelah usia kita makin menanjak dewasa. Disiplin merupakan salah satu nilai budaya yang dapat menghantarkan suatu bangsa pada kemajuan. Tidak ada negara maju yang tidak berbudaya disiplin.

Matahari pagi cerah sekali. Karena yang hadir di pagi itu kelihatannya justru hanyut mengenang masa lalu, akhirnya acara olahraga tidak jadi dilaksanakan. Kami asyik menyusuri bangunan dan lorong sekolah. Kami ke belakang, masih ada tempat jajan baso-nya Pak Min. Lalu yang dulu warung nasi uduknya Pak Madian menjadi semacam kantin yang semi permanen. Teringat dulu beberapa teman kalau malas upacara bendera di hari Senin pura-pura pingsan lalu dipapah oleh teman yang lain dan nongkrong di warungnya pak Madian sambil makan nasi uduk dan ketawa cekikikan. Ya, mengenang masa indah seperti itu, tanpa terasa air mata haru tergenang di kelopak mata. Betapa nakal dan jahilnya kita di masa SMA.

Ada sedikit catatan yang agak “mengganjal” tim redaksi. Di belakang tembok sekolah yang dari arah lapangan basket tim redaksi melihat ada beberapa bangunan rumah yang super mewah. Apakah lereng bukit itu memang diperbolehkan oleh pemkot untuk dijadikan komplek real estate? Bukankah sejak dulu lereng perbukitan ini ada sumber mata air alami yang mengalir terus dan menjadi tumpuan masyarakat di bawah perbukitan tatkala musim kekeringan tiba? Apakah dalam waktu tidak lama lagi akan digunduli dan dijadikan kawasan pemukiman elit seperti yang banyak terjadi di daerah puncak yang akhirnya mengakibatkan bencana banjir di daerah hilirnya? Entahlah, tim redaksi tidak tahu persis dan tidak mau menyampuri urusan kebijakan pemkot.

Sekitar pukul 9.15 acara menyusuri komplek sekolah kami akhiri, diteruskan dengan kumpul-kumpul di Stadion Pahoman sambil makan siomay dan mie ayam. Mendekati jam 10 acara pagi bubaran.

Acara Inti di Hotel Sahid Bandarlampung

Tim redaksi datang lebih dulu, tiba jam 13.45, sambil memperhatikan petugas hotel mencek setting-an sound system, ternyata cukup ok. Tak lama kemudian teman kita Sri Maya Peni dengan “dikawal” oleh suami datang, lalu disusul satu per satu oleh teman-teman alumni lainnya. Memang ada beberapa teman alumni yang “dikawal” oleh pasangannya. Mungkin karena dikhawatirkan “romantisme” masa SMA betul-betul terulang kembali. Maklum masih banyak para ibu-ibu alumni kita yang “beauty”-nya masih “remains” meski usia sudah menapaki 44-45. So jangan sampai acara reuni dijadikan ajang untuk mojok di pantai di belakang hotel, hehehe. Yang unik adalah rekan kita Budiman, mungkin karena istrinya tidak ada waktu untuk mengawal maka anaknya yang disuruh mengawal.

Guru yang pertama datang adalah Pak Kaswan, kemudian disusul oleh Ibu Tuti Rahayu dan Ibu Lensi. Anemo yang hadir boleh juga karena ada beberapa teman yang memang sengaja mengatur jadwalnya agar bisa menghadiri acara reuni ini. Pencairan suasana (ice breaking) sambil bernostalgia antar sesama alumni dan antara alumni dan guru-guru dilakukan oleh yang hadir sebelum acara dimulai. Beberapa foto jadul ditayangkan dalam bentuk slide show. Acara baru dimulai pada jam 15.15 setelah terlihat ruangan terisi penuh.

Rekan kita Yusdinal didapuk sebagai MC. Dengan suara baritonnya yang tegas dan mikrofonik Yusdinal membuka acara, menghidupkan suasana, mengitari ruangan dari meja ke meja. Yusdinal menyapa dan menyebut nama-nama di setiap meja yang dikitarinya. Wah, hebat juga daya ingatnya, masih hapal nama-nama mayoritas yang hadir, baik yang IPA maupun IPS. Tim redaksi membayangkan gayanya Yusdinal tidak kalah dengan Helmi Yahya, Tontowi Yahya, Harun Yahya, atau yahya-yahya yang lainnya.

Acara sambutan dari pihak alumni diberikan oleh Hamzah (wakil dari panitia), Gamil (wakil dari IPA), dan Badra (wakil dari IPS). Ketiga rekan kita ini sepakat bahwa harus ada upaya konsolidasi antar sesama alumni, tidak ada dikotomi IPA-IPS, tidak ada dikotomi antara yang berdomisili di Lampung dan di luar Lampung, dan agar ke depannya alumni SMANDA ’82 sebagai suatu kelompok dapat berbuat sesuatu yang ril untuk masyarakat dengan berfokus pada Lampung sebagai domain kegiatannya. Saat memberikan sambutan di depan guru-guru dan alumni Gamil mengatakan, “Tanpa guru kami bukan siapa-siapa. Jika orang tua kami memberi kehidupan melalui rejeki yang diperolehnya dari Tuhan, maka guru memberi jalan agar hidup lebih berkualitas – lebih bermakna”. Standing ovation (penghormatan sambil berdiri disertai tepuk tangan riuh) diberikan untuk guru-guru kita atas pengabdian mereka yang luar biasa dalam mempertahankan prestasi SMAN 2 sebagai sekolah unggulan kebanggaan masyarakat Lampung. Gamil juga sempat menayangkan beberapa slide tentang profil alumni SMANDA ’82 IPA. Loh, kok tim redaksinya jadi narciss nih, hehehe…

Sebetulnya suasana haru campur bahagia sudah dimulai sejak ice breaking. Namun ketika sambutan demi sambutan diberikan, suasana haru itu makin terasa menyelimuti ruangan. Bagaimana tidak? 26 tahun telah berlalu! Ketika Ibunda Lensi, Ibunda Tuti Rahayu, dan Ayahanda Kaswan naik ke podium, suasana belajar-mengajar di kelas yang kita alami 26-29 tahun lalu itu hidup kembali. Apalagi ketika Ibunda Lensi di podium menyapa dengan, “Anak-anakku sekalian… Boleh kan ibu menyapa kalian dengan anak-anakku… karena sesungguhnya kalian memang anak-anak ibu….” Sungguh mengharukan, kami langsung teringat kembali saat Ibunda Lensi memberikan mata pelajaran Kesenian dan Bahasa Indonesia di depan kelas. Ibunda Lensi di usianya yang sekarang masih memiliki fisik yang bagus, mampu berjalan tegar, dan suara mezzo sofran-nya yang mikrofonik itu masih tegas, berwibawa, sekaligus memancarkan sifat keibuan.

Saat Ibu Tuti naik ke podium, suaranya masih jelas, lugas, dan lancar sebagaimana layaknya beliau mengajar kimia di depan kelas. Bagi Ibu Tuti, alumni SMANDA ’82 mendapat tempat khusus di hatinya karena (1) pertama kali beliau menjadi guru di SMAN 2 langsung mengajar angkatan ’82, (2) beliau mengajar angkatan ’82 dari kelas 1 (semester 2) sampai kelas 3. Makanya beliau masih ingat nama-nama dan kenangan dari murid-murid angkatan pertamanya. Beliau memang piawai mengajarkan kimia, sehingga pelajaran yang dipandang “killer” ini jadi terasa mudah ketika diajarkan Ibu Tuti. Ibu Tuti membeberkan beberapa nostalgia ketika mengajar kita. Salah satunya adalah ketika di angkatan kita ada yang mendapat nilai kimia 4 (kalau tim redaksi tidak salah dengar) lalu rame-rame satu kelas mendatangi rumah beliau minta supaya angka tersebut diperbaiki, dari merah menjadi biru. Siapa ya orangnya? Tapi yang jelas di ruangan reuni itu ada yang merasa deh, dan langsung sungkem cium tangan Ibu Tuti dengan penuh haru, hehehe.

Giliran Pak Kaswan memberikan sambutan. Wejangan beliau sangat bernuansa religi. Sebelum acara dimulai tim redaksi sempat berbincang dengan Pak Kaswan, ternyata beliau hafal Alqur’an sebanyak 4 juz, salah satunya Surah Ali Imran. Beliau pernah menderita sakit lever selama beberapa tahun. Namun berkat ikhtiar dan doa yang tanpa henti, penyakit beliau disembuhkan oleh Allah. Beliau menekankan agar acara reuni jangan dijadikan ajang pamer keberhasilan, tetapi justru dijadikan milestone untuk berkiprah secara ril di masyarakat dengan menolong sesama, terutama menolong teman-teman sesama alumni yang kurang beruntung. Pak Kaswan ini dulu sempat mengajar kimia di semester 1 sebelum kita penjurusan. Beliau juga membuat pelajaran kimia terasa lebih hidup disertai dengan humor-humor segarnya.

Setelah sambut-menyambut usai, acara diteruskan dengan pembagian plakat dan door prize untuk guru-guru sambil menyanyikan lagu “Hymne Guru” yang dipimpin oleh Aty Nurdiana. Plakat tersebut, walau secara ekstrinsik nilainya tidak seberapa, namun secara intrinsik semoga bermakna untuk para guru kita. Selain simbol/logo yang terdapat di plakat, ada untaian kalimat ucapan terima kasih dan doa untuk para guru. Rekan Yusdinal sempat mengungkapkan kepada tim redaksi betapa dalam makna simbol dan tulisan yang terdapat dalam plakat itu. Bahkan Yusdinal mengatakan bahwa seumur dia jadi MC di acara manapun tidak pernah merasakan keharuan seperti yang dialaminya saat jadi MC di acara reuni kita kali ini. Sebuah penilaian dan komentar tulus dari seorang Yusdinal yang piawai nge-MC itu. Ketika melihat plakat, Ibu Tuti langsung menebak bahwa model molekul yang tertera pada logo adalah molekul Metana - rumus kimia CH4.

Menjelang magrib, acara dilanjutkan dengan ramah-tamah sambil bersantap. Ada yang nyumbang lagu. Yusdinal, Ukung, dan Imam adalah bintang-bintang nyanyi kita. Tim redaksi juga berkesempatan menyanyikan “Love Story”-nya Andy Williams, walau suara cempreng dan pas-pasan. Ada juga acara tukar kado antar sesama alumni yang harganya dipatok Rp 25 ribuan. Tim redaksi menyisipkan celana dalam disposable (terbuat dari bahan tissue) untuk kadonya, hehehe.

Usai acara ramah-tamah dan makan bersama, acara ditutup dengan salam-salaman khas halal bihalal. Sempat juga dilakukan foto bersama di atas panggung. Berdasarkan daftar hadir, alumni yang hadir sebanyak 66 orang (IPA dan IPS) dan 3 orang guru. Panitia me-reserve ruang reuni untuk kapasitas 70 orang, berarti yang hadir sesuai target.

Acara Malam: Karaoke di Bukit Randu

Rupanya kangen-kangenan dari pagi sampai sore belum terlampiaskan semua. Atas inisiatif Hamzah dan kawan-kawan di Lampung, malamnya dilanjut dengan karaokean di Bukit Randu. Tim redaksi bersama teman-teman dari Jakarta lainnya yaitu Loli, Yani, Iqbal, dan Peni (Pranata) ikut hadir. Semua yang hadir sekitar 15 orang. Wah, ketahuan deh bintang-bintang karaoke disitu. Yang di Lampung bintang karaokenya adalah om Badra, sedangkan yang dari Jakarta om Yani. Lagu-lagu yang dinyanyikan dari berbagai macam genre, mulai dari pop, dangdut, rock, lagu kontemporer, sampai lagu-lagu romantis jadul. Tim redaksi, karena punya sinusitis dan tidak tahan asap rokok, terpaksa mesti keluar-masuk ruangan. Jam 23 acara karaoke bubaran.


Penutup

Menurut pengamatan tim redaksi, dengan segala plus minusnya, acara reuni SMANDA ‘82 yang kita selenggarakan pada tanggal 4 Oktober 2008 dari pagi sampai malam secara umum sukses, cukup gereget, membahagiakan, mengharukan, menyehatkan (karena membantu kita mengingat kembali peristiwa masa lalu yang mungkin sempat terputus dari ingatan), sekaligus lain dari yang sudah-sudah karena (1) kita mengundang guru, dan (2) kita menyatukan IPA-IPS.

Bahwa disana-sini ada kekurangan itu adalah hal yang wajar mengingat kendala yang ada, terutama kendala komunikasi bagi kita yang sudah 26 tahun meninggalkan bangku SMA. Sebuah kurun waktu yang cukup lama, sehingga – tanpa bermaksud excuses - tidak mudah untuk mengadakan acara reuni yang perfect. Hendaknya segala kritik dan saran dijadikan masukan bagi rekan-rekan yang nantinya menjadi panitia di acara-acara mendatang.

Pada kesempatan ini tim redaksi mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada para guru yang bersedia datang, yaitu Ibunda Lensi, Ibunda Tuti Rahayu, dan Ayahanda Kaswan. Semoga ibunda dan ayahanda senantiasa diberi Tuhan nikmat sehat. Hanya Tuhan jua yang dapat membalas semua jasa ibunda dan ayahanda. Maafkan kami jika banyak kekurangan pada acara reuni tersebut.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para donator; teman-teman yang menjadi panitia serta andil langsung dalam persiapan reuni, yaitu the 3 musketeers (Dermiyati, Ainin, Sri Rahayu), Hamzah, Benny, Badra, Asrian, Mumun, dan rekan-rekan lainnya; serta last but not least rekan-rekan yang sengaja hadir untuk menyukseskan acara reuni ini. Semoga menjadi catatan amal bagi rekan-rekan semuanya.

Akhir kata, mohon maaf jika liputan acara reuni ini tidak secanggih tulisan jurnalis profesional.

Salam SMANDA ’82! Sampai jumpa di lain kesempatan.



Kamis, September 25, 2008

Selamat Idul Fitri 1429 H



Bulan Ramadan sudah mendekati penghujung. Pada kesempatan ini “tim redaksi” ingin mengucapkan SELAMAT IDUL FITRI 1429 H. Minal aidin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin. Marilah kita saling memaafkan dengan tulus agar kita dapat kembali ke fitrah kita seperti murninya embun pagi.

Kepada rekan-rekan yang ingin melakukan perjalanan mudik, semoga selamat dalam perjalanan, baik pergi maupun pulang.

Jangan lupa menghadiri acara Reuni SMANDA 82 yang akan diadakan pada hari Sabtu, 4 Oktober 2008, jam 14-18 (acara inti), di Hotel Sahid Bandarlampung. Selain acara inti, ada acara tambahan di hari yang sama, yaitu olah raga bersama di pagi hari (belum ada informasi dari Lampung dimana akan diadakan) dan di malam hari ada acara karaoke bersama di Hotel Sheraton Bandarlampung.

Salam SMANDA 82!

Minggu, Agustus 31, 2008

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadan 1429 H


Walaupun ucapan ini sudah beredar di milist kita, namun ada baiknya mempostingnya di blog ini karena belum semua email rekan kita terdaftar di milist.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1429 H kepada rekan-rekan yang beragama Islam. Mari kita saling memaafkan jika ada perkataan, perbuatan, atau tingkah laku yang tidak berkenan selama ini. Semoga kita dapat menunaikan ibadah puasa dengan khusu', damai, dan penuh cinta: cinta pada Sang Khalik, cinta pada sesama manusia, cinta pada sesama makhluk, dan cinta pada alam yang telah memberi kita zat dan sumber kehidupan (energi, udara, air, makanan).

Semoga Allah Swt menerima amal ibadah kita. Dan, yang tidak kalah penting, semoga kita mampu mempraktekkan hikmah dan semangat ramadan sepanjang tahun.

Rabu, Agustus 20, 2008

Acara Reuni thn 2008 (bag. 4)


Update per tanggal 20 Agustus 2008. Reuni akan diadakan pada:

Hari/Tgl : Sabtu, 4 Oktober 2008.
Jam : 14.00 - 18.00
Tempat : Hotel SAHID BANDARLAMPUNG, Ruang Rakata, Lt. Dasar
Jl. Yos Sudarso No. 294,
Teluk Betung, Bdr Lampung
Telp (0721) 488888, 475426

Dress code : Rapi dan sopan. Bagi pria tidak boleh pakai kaos (dianjurkan pakai batik lengan panjang atau pendek) dan tidak boleh pakai sandal.

Untuk yang ingin nyumbang dana (donasi), silakan transfer ke: Ainin Niswati, BNI Kantor Unila, Nomor Rekg 0152666272.

Harap posting ini dianggap sebagai undangan resmi bagi para alumni SMAN2 lulusan tahun '82.